Kamis, 07 Mei 2009

RELAXASI PENGHUJUNG WAKTU

" Apa yang ada di langit dan di bumi bertasbih kepada Allah. Dialah yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana" (Al-Hasyr: 1)

Tepat pukul 02.14 Wita fii Maskan Az-Zahrah

Mata terasa enggan mengatup. Memori tentang film barusan masih begitu lekat. So, kenapa tidak dituliskan sebagai sarana relaxasi jiwa dan pikiran.

Sebuah Catatan Relaxasi...

KUN FAYAKUN, film yang menyajikan cerita ringan namun sangat mendalam. Sebuah karya film bertema religi ini bisa menjadi salah satu referensi tontonan seluruh anggota keluarga kita di rumah. Seperti yang terjadi semalam di asrama kami yang mungil. Ucha, Evhy, Radiah, Irma, Tina, Hasni dan aku sendiri, begitu antusias menyaksikannya. Maklumlah anak asrama, kalau ada kesempatan nonton seperti ini, rasanya sayang untuk dilewatkan walau sedetik. Dan bagi anda yang mencari bahan tontonan yang baik untuk pencerahan jiwa, KUN FAYAKUN adalah pilihan tepat buat anda. Dengan menyisihkan waktu sejenak untuk menyimaknya saja, rasanya tak ada ruginya. Sebab, film ini sarat dengan nuansa spiritual yang kental. Betapa tidak, terlalu banyak ibrah yang mengalir deras ke dalam alur pikiran kita. Di antaranya: Pertama tentang sebuah Keyakinan kita terhadap Sang Maha Pencipta. Bahwa sesungguhnya, Allah ada untuk hamba-Nya yang selalu mengangkat kedua tangan seraya memohon Rahmat dan karunia-Nya asalkan keyakinan bahwa Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang dan Sang pemilik seluruh alam, tertancap kuat dalam sanubari dan tidak berprasangka yang aneh-aneh terhadap-Nya. Kedua, Kesabaran itu hendaklah menjadi sifat orang muslim. Bahwasanya kesulitan dan kemudahan itu adalah teman bagi manusia. Selama kita masih diberi kesempatan hidup di dunia, keduanya senantiasa kan datang silih berganti menyapa. Kesulitan diberikan oleh Allah SWT kepada kita, paling tidak mengandung tiga hikmah :

1. Dengan merasakan kesulitan, kita menjadi tahu betapa berharga dan nikmatnya kemudahan

2. Kalau kita merasakan tidak enaknya kesulitan, kita juga yakin orang lain akan merasakan hal yang sama. Karena itu, kita berusaha untuk tidak menyulitkan hidup orang lain

3. Jika kita suka kesulitan kita hilang, kita juga yakin orang lain merasakan hal yang sama. Sehinnga kita dimotivasi untuk senang membantu orang lain mengatasi kesulitannya.*

--------------------------------------

* Dan… Datanglah Kemudahan, hal.6.

Ketiga, setiap proses dan jejak langkah perjalanan kita akan terasa begitu bermakna, jika kita tetap bersyukur. Mensyukuri sekecil apapun nikmat yang diberikan oleh-Nya adalah suatu amal positif yang tak ternilai. Seperti adegan yang dilakukan Desy Ratnasari dalam film ini, saat ia harus ikhlas menyantap sesuap nasi tanpa embel-embel lauk pauk langsung dari tempatnya asalkan anak-anak dan suaminya bisa kebagian. Mereka pun tetap bersyukur meski makan seadanya walau kadang-kadang mereka sendiri harus puasa, jika sudah tak ada lagi yang bisa dimakan akibat tak punya uang untuk membeli bahan makanan. Namun, rasa syukur yang teramat dalam dan ikhtiar yang mereka jalani untuk tetap memperjuangkan hidup penuh optimisme adalah suatu anugerah yang tak terkira pada akhirnya.

Keempat, nikmatnya bersedekah. Janganlah takut miskin saudara-saudara sekalian, hanya gara-gara menyisihkan sedikit harta kita untuk orang lain yang lebih membutuhkan. Di film ini, lagi-lagi kami dibuat berdecak kagum atas kemurahan hati seorang Ardan( Agus Kuncoro) yang ikhlas bersedekah meski dirirnya pun tak berpunya. Subhahanallah, apa yang dilakukan Ardan sangatlah luar biasa, pekerjaan sebagai tukang jual kaca keliling yang berpenghasilan minim pun tak mengurangi rasa empatinya terhadap sesama. Lantas bagaimana dengan kita?

Dan akhirnya, semoga kita senantiasa diberi petunjuk dan bisa menjadi salah satu di antara sekian makhluk-Nya yang tetap istiqomah di jalan-Nya. “Yaa muqollibal quluub tsabbit quluubana ‘ala diinika”

Amien allahumma Amien.

0 komentar:

Posting Komentar